Pondok » , , » Kesaksian Allah Swt Atas Risalah Dan Keistimewaan Nabi Muhammad Saw (2)

Kesaksian Allah Swt Atas Risalah Dan Keistimewaan Nabi Muhammad Saw (2)

Maha Pemurah
Kesaksian Allaah Ta'ala terhadap kerosulan Nabi Saw, diantaranya surat Yasin ayat 1-4; Yaa Siin, Demi al-Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rosul-rosul, (yang berada) diatas jalan yang lurus. Kesaksian itu turun pada saat Rosulullah Saw merasakan betapa beratnya menundukkan mereka, agar mau beriman. Jadi  bukan beratnya menjadi Rosul seperti halnya menjadi polisi, yang berat bukan statusnya, tapi tugasnya menyadarkan masyarakat, agar tidak berbuat kejahatan yang merugikan dirinya dan masyarakat. Tanggung jawab itu, lebih berat dari status yang disandangnya. Itu baru tingkat bawah, adapun tanggung jawab dan tugas seorang Rosul tentu tidak ada bandingannya.

Kronologi turunnya ayat tersebut (asbabun nuzul) bermula ketika Rosulullah Saw tengah memikirkan bagaimana caranya supaya orang-orang non muslim beriman atas risalah yang dibawa oleh Rosulullah Saw. Mayoritas dari mereka lari bahkan memusuhi, bukan hanya tidak mau mengakui risalah Rosulullah Saw. Hingga akhirnya untuk membesarkan hati Nabi Saw, Allah Swt menurunkan ayat, Yaasiin, wal qur'aanil hakiim, innaka laminal mursaliin (Wahai Yasin, demi al-Qur'an yang mulia, Sungguh engkau sebenar-benarnya utusan).

Allah Swt membesarkan hati Nabi Saw: 'Andaikata mereka tidak mau mengakui wahai Muhammad bahwa engkau utusan-Ku, Aku yang mengakuimu; engkau adalah utusan-Ku. 'Engkau sebenar-benar utusan.  Sampai pula turun ayat "Ar-rohmaan, 'allamal-qur'aan kholaqol-insaan, 'allamahul-bayaan", ([Tuhan] Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al-Qur'an. Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara) (QS. ar-Rohman: ayat 1-4). Siapa yang di maksud dalam ayat ini? Tiada lain Rosulullah Saw. Dalam surat al-'Alaq Allah Swt berfirman: Iqro` bismirobbikallaadzii kholaq, kholaqol-insaana min 'alaq, iqro' wa robbukal-akrom (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah) (QS. al-'Alaq: 1-3). Kepada siapakah pertama kali ayat ini ditujukan? Pada Rosulullah Saw. Dalam surat al-Hujurot: 13 Allah Swt berfirman: 'inna akromaakum 'indallaahi atqookum' (Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling taqwa di antara kalian). Siapa yang di maksud dengan akrom dan atqo dalam ayat tersebut? Rosulullah Saw.

Kalau ada orang yang bertanya siapa mahluk yang paling mulia di alam semesta ini? Kita harus menjawab Rosulullah Saw, sebab beliaulah orang yang paling taqwa. Oleh sebab itu, kalau ingin menjadi orang yang takwa, tidak ada cara lain selain mengikuti (ittiba') meniru dan mencontoh keteladanan Sayyidina Muhammad Saw, dijamin dia akan termasuk orang yang takwa.

Saya menerangkan terlebih dahulu fungsi al-Qur'an sebagai saksi kerosulan dan keistimewaan Nabi Muahammad Saw, supaya kita tahu sumber-sumbernya dahulu. Juga agar kita mengakui dan mengetahui bahwa Rosulullah Saw sebagai sumber utama Ahlussunnah wal jamaah adalah orang yang istimewa, yang berbeda dari manusia pada umumnya. Sebab itu pula, kalau ada orang mengatakan atau minta disamakan dengan Rosul Saw, dia adalah orang yang menghayal. Sama dari mana?! Dia tidak mendapat penyaksian (as-Syahadah) dari Allah Swt, sementara Rosulullah Saw disaksikan akhlaknya, susunan anatominya, susunan fisiknya dan sebagainya. Yang menciptakan sendiri yang memberikan kesaksian. Kan lebih akurat! Bagaimana mungkin kita berani menafsirkan Rosulullah Saw manusia biasa.

Lalu bagaimana dengan ayat 110 surat al-Kahfi; "Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya".

Maksud dari ayat itu adalah pesan-pesan kerosulan Nabi Muhammad Saw dapat diterima dengan mudah oleh manusia. Karena Rosulullah Saw sendiri adalah manusia. Memberi kesadaran kepada umat bahwa Allah Ta'ala telah mempermudah manusia untuk menerima ketentuan-Nya melalui utusan dari golongan manusia (li tashilil ummat). Dan itu merupakan salah satu dari sekian rahmat-Nya. Basyar, manusia dalam ayat itu bukan berarti menyamakan Rosulullah Saw dengan kedudukan manusia biasa. Tidak! Qul innamaa ana basyarun mitslukum (QS. al-Kahfi ayat 110), Aku ini seperti kalian; berbicara, bermata, bertelinga, manusia, sama-sama manusia, mitslukum, seperti kalian. Akan tetapi kata mitslukum tidak berarti sama sekali sama atau sama persis.

Dipilihnya Rosul dari kalangan manusia yaitu untuk memudahkan umat. Sebab seandainya Rosul dari kalangan jin, akan menyulitkan manusia, sebab jin tidak terlihat. Kalaupun terlihat manusia pasti lari, karena keduanya memiliki alam dan pola hidup yang berbeda sama sekali. Sedangkan Malaikat tidak terkena kewajiban 'quu anfusakum wa ahliikum naaroo, (QS. at-Tahrim: 6), menjaga  diri dan keluarga dari api neraka. Sebab malaikat tidak punya anak serta tidak punya istri. Lalu siapa yang berperan menjadi utusan atau rosul? Jawabannya adalah manusia. Dan manusia yang menjadi rosul itu ialah Muhammad Saw yang lahir di Mekkah, hijrah ke Madinah, putera  Sayyid Abdullah dan Siti Aminah. Manusia luar biasa, yang karakter, fisik dan perjalanan hidupnya diabadikan dalam al-Qur'an. Wallaahu A'lam bish showaab. []

Ceramah Habib Luthfi bin Yahya, dikutip dari buku Secercah Tinta

Kesaksian Allah Swt Atas Risalah Dan Keistimewaan Nabi Muhammad Saw (1)

0 komentar:

Posting Komentar