Pondok » , , » Hikayat Iblis (1)

Hikayat Iblis (1)

Dialog Iblis
Hikayat Iblis
KISAH IBLIS SEBAGAIMANA YANG DICERITAKAN RASULULLAH SAW.

بسم الله الرّحمٰن الرّحيم

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi, Sayyidina Muhammad saw., dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Sayyidina Mu'adz bin Jabal ra., dari Sayyidina Ibnu Abbas ra. yang berkisah: Kami bersama Rasulullah saw. dirumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku."

Rasulullah saw. bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu?"

Mereka menjawab, "Tentu Allah swt. dan Rasul-Nya lebih tahu."

Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, "Ini adalah iblis yang terkutuk-semoga Allah swt. senantiasa melaknatnya."

Kemudian Sayyidina Umar ra. meminta izin kepada Rasulullah saw. sembari berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?"

Beliau saw. menjawab, "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)?
Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkanlah apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."

Sayyidina Ibnu Abbas ra. berkata: Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedang kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu 'alaika ya Muhammad, Assalamu 'alaikum ya jamaa'atal-muslimin," kata iblis.

Nabi saw. menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apakah keperluan tersebut wahai iblis?"

"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa," tutur iblis.

"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah saw.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah swt. memerintahkanmu untuk datang kepada Muhammad saw., sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaiman engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad saw. dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah swt, jika engkau menjawabnya dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah swt. jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.' Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku."

Rasulullah saw. memulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"

Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?" tanya Rasulullah saw.

"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah swt.," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, hadats kecil dan najis;pent.)," tutur iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya." jawab iblis.

"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah saw.

"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah swt. tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.

"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah saw.

"Orang kaya yang bersyukur," tutur iblis.

"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" tanya Rasulullah saw.

"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya," tutur iblis.

"Bagaimana kondisimu apabila umatku menjalankan shalat?" tanya Rasulullah saw.

"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa wahai makhluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah saw.

"Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah swt. sekali sujud, maka Allah swt. akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan oleh api. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua," jawab iblis.

"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah saw.

"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan: Dengan sedekah itu, Allah swt. akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah swt. akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.

"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah saw.

"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam," tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah saw.

"Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.

"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah saw.

"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya," jawab iblis.

"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah saw.

"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali," tutur iblis.

"Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan," tutur Rasulullah saw.

"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak bisa melihatku. Demi Tuhan Yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca  al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis (murni)," tutur iblis.

"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlis itu?" tanya Rasulullah saw.

Iblis menjawab dengan panjang lebar,"Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah swt. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak ada masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetepi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah swt. dalam Kitab-Nya dengan firman-Nya:

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيئٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ [الحشر: ١٦]

"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu, 'maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ' Sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S. al-Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barang siapa bersumpah atas Nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua.' Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barang siapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang menunda-nunda sholatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan sholat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan. 'Sehingga ia menunda sholatnya, dan kemudian sholat di luar waktunya. Akibatnya dengan sholat yang dikerjakan di luar waktunya itu ia akan dipukul kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan sholat. Ketika dalam sholatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri,' Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di depan matanya sembari berkata, 'Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya.'

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam sholatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan sholat tersebut.

Bersambung ke bagian (2) . . .

Dipetik dari buku Misteri Kun, terjemah kitab Syajaratul-Kaun wa Hikayatu iblis, karya Sufi agung, Syaikhul Akbar, Sayyidi Syekh Muhyiddin Ibnu 'Arabi ra. (w.638 H)





0 komentar:

Posting Komentar