Pondok » , , » Mengenang Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi

Mengenang Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi

Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi merupakan putra dari Kyai Utsman al-Ishaqi. Beliau pengasuh Pondok Pesantren al-Fithroh Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Di atas tanah kurang lebih 3 hektar berdiri Pondok Pesantren al-Fithroh yang di asuh oleh Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi. Nama al-Ishaqi dinisbatkan kepada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena Kyai Utsman masih keturunan Suanan Giri.

Beliau dibaiat langsung oleh ayahnya sebagai  Mursyid Thoriqoh Qodiriyah an-Naqsyabandiyah al-Utsmaniyah. Di bawah asuhan beliau, thoriqoh ini berkembang pesat, jamaahnya sangat banyak bukan hanya di nusantara, namun tersebar ke manca negara.

Al-Fithroh Kedinding SurabayaDi dalam memimpin thoriqoh ini, beliau mengambil posisi netral, dalam artian tidak terikat dengan oraganisasi politik manapun, sebab di zaman orde baru tarekat qodiriyah wa naqsyabandiyah sempat terbelah ada Tarekat Rejoso Jombang yang di bawah pimpinan Kyai Musta'in Romli yang merapat ke Golkar, Tarekat Cukir Jombang di bawah pimpinan Kyai Adlan Ali yang merapat ke PPP dan Tarekat Kedinding Lor di bawah asuhan Kyai Asrori memilih posisi netral. Karena sifat netralnya secara politik ini, maka Tarekat Kedinding Lor di bawah asuhan Kyai Asrori memiliki hubungan dan jaringan yang luar biasa banyak dari berbagai kalangan baik dalam negeri maupun manca negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura dll.
Selain itu, pola dakwahnya yang sederhana, suaranya yang merdu seakan menyentuh relung-relung jiwa yang mendengarnya. Dalam setiap memberikan wejangan kepada jamaahnya, Kyai Asrori selalu menggunakan rujukan Kitab Nasoihul Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani, al-Hikam karya Imam Ibnu 'Atho`illah dan lain-lain. Selain pengajian yang lebih banyak mengupas masalah tasawuf, Kyai Asrori juga sering juga menyisipkan masalah fikih sebagai materi penunjang. Seorang ulama asal Ploso Kediri Jawa Timur, Kyai Nurul Huda pernah bertutur, "sulit mencari ulama yang cara penyampaiannya sangat mudah dipahami oleh semua kalangan dan doanya sanggup menggetarkan hati seperti Kyai Asrori". Hal yang sama juga pernah di sampaikan oleh Kyai Abdul Ghofur, seorang  ulama asal Pekalongan Jawa Tengah, "Kyai Asrori seorang figur yang belum ada tandingannya, baik ketokohannya maupun kedalaman keilmuan dan spiritualnya.

Thoriqoh yang diajarkan oleh Kyai Asrori memang dirasakan berbeda dengan thoriqoh atau mursyid-mursyid lain pada umumnya. Jika kebanyakan para mursyid setelah membaiat kepada murid baru, untuk amaliyah sehari-hari diserahkan kepada murid yang bersangkutan di tempat masing-masing untuk pengamalannya, tidak demikian dengan Kyai Asrori. Beliau sebagai Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah al-Utsmaniyah memiliki tanggung jawab besar, yakni tidak sekedar membaiat kepada murid baru kemudian tugasnya selesai, akan tetapi beliau secara terus menerus melakukan pembinaan secara rutin melalui majelis khususi mingguan, pengajian rutin bulanan setiap Ahad awal bulan Hijriyah dan kunjungan rutin ke beberapa daerah.

Untuk membina jamaah yang telah melakukan baiat, khususnya di wilayah Jawa Tengah, bahkan Kyai Asrori telah menggunakan media elektronik yaitu Radio Siaran untuk penyebaran dakwahnya, sehingga murid-muridnya tidak lagi akan merasa kehilangan kendali. Ada lima radio di Jawa Tengah yang di milikinya setiap pagi, siang dan malam selalu memutar ulang dakwahnya Kyai Asrori, yakni Radio Rasika FM dan W FM berada di Semarang, Radio Citra FM di Kendal, Radio Amarta FM di Pekalongan dan Radio Suara Tegal di Slawi.

Radio-radio inilah yang setiap harinya mengumandangkan dakwahnya yang sangat khas dan disukai oleh banyak kalangan, meski mereka tidak atau belum berbaiat, bahkan ketemu saja pun belum pernah, toh tidak ada halangan baginya untuk menikmati suara merdu yang selalu mengumandang lewat acara istighotsah di awal buka dan akhir tutup siaran radio. Kemudian juga dapat didengar lewat manaqib rutin mingguan dan bulanan serta acara-acara khusus seperti Haul Akbar yang pernah di adakan di Kota Pekalongan beberapa waktu yang lalu disiarkan langsung oleh tiga radio ternama di Kota Pekalongan dan Batang.

Kini beliau talah menghadap Sang Pencipta, pada 26 Sya'ban 1430 H / 18 Agustus 2009 M, mudah-mudahan Allah Swt menaikkan derajat beliau di akhirat, dan kita yang masih hidup bisa mendapatkan manfaat serta barokah ilmunya, amin. Untuk beliau mari kita mengirimkan hadiah ummul kitab, al-Faatihah...

Anda yang pernah bertemu beliau, atau pernah mendengar suara merdunya, tentu sangat merindukan beliau. Nah, berikut ini kami akan berbagi rekaman istighotsah, maulidur rosul dan ceramah beliau, mudah-mudahan bermanfaat. Silahkan download gratis...

1. Istighotsah
2. Yasin
3. Tahlil
4. Doa Tahlil
5. Maulidur-Rosul
6. Wejangan
7. Qoshidah
8. Folder Ceramah
9. Folder Ceramah

Sebagian isi di kutip dari Sumber


0 komentar:

Posting Komentar