Pondok » , , » Tujuh Abdullah: Maha Guru Hadhramaut

Tujuh Abdullah: Maha Guru Hadhramaut

Abadillah Sab'ah Yaman
Komplek makam Zanbal, Tarim, Hadhramaut
Di Hadhramaut ada tujuh orang maha guru semuanya bernama Abdullah. Yang pertama adalah al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir, al-Habib Abdullah bin Umar bin Yahya, al-Habib Abdullah bin Husain Ba al-Faqih, al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Maula Balha, al-Habib Abdullah bin Ali bin Syihab, Sayyidi Syaikh Abdullah bin Ahmad Ba Saudan, Sayyidi Syaikh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair al-Hadhrami. Diantara tujuh orang Maha guru yang masyhur itu yang paling masyhur ada tiga orang, yaitu al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir, al-Habib Abdullah bin Umar bin Yahya, dan Sayyidi Syaikh Abdullah bin Ahmad Basaudan.

Kalau akaabir al-auliya' Sayyidi Syaikh Abdullah bin Ahmad Basaudan terkenal sebagai ulama yang memiliki derajat yang luar biasa, yang mempunyai madad yang top, madad al-auliya' wa al-madad ahl al-thoriqot. Al-Habib Abdullah bin Umar bin Yahya masyhur karena kepakarannya dalam ilmu hadits, dan kefaqihannya, sehingga beliau mempunyai gelar al-imam halla al-musykalat, Imam yang dapat memecahkan masalah yang rumit. Di zamannya tidak ada satu masalah yang tidak terputuskan, sesulit apapun bisa dipecahkan olehnya. Sehingga masalah apapun yang ada di dunia ditanyakan kepadanya bisa dijawab olehnya. Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir adalah Pak Le' (paman) dari Habib Abdullah bin Umar bin Yahya. Ibunya al- Habib Abdullah bin Umar adalah Mbakyu-nya, kakak permpuannya al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir. Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir inilah pengarang kitab Diwan al-Asy'ari dan Sullamut-Taufiq. Sedangkan karangan al-Habib Abdullah bin Umar adalah al-Fatawi, Sullam Najjah, fatwanya banyak digunakan para Habaib. Cucu-cucunya banyak yang menjadi Mufti, diantaranya al-Habib Ibrohim bin Umar Mufti Ta'iz, yang kemudian menjadi gurunya al-Habib Umar bin Hafidz. Al-Habib Umar bin Hafidz, haditsnya mengambil dari al-Habib Ibrohim bin Umar bin Aqil bin Abdullah bin Umar bin Yahya. Al-Quthbil Ghouts al- Habib Abdullah bin Husain bin Thohir ini maqomnya, atau kedudukan ruhaninya kalau tidak karena haya' (malu), adab yang tinggi kepada kakek  moyangnya al-Faqihil Muqoddam, al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir melebihi maqomnya al-Faqihil Muqoddam. Maka al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir pernah berkata diantaranya: saya tidak rela kalau ada orang yang mempunyai maqom (kedudukan) melebihi maqomnya al-Faqihil Muqoddam. Itu merupakan adab para wali terhadap sesamanya sebagai tarbiyyah (pendidikan) untuk murid-muridnya.

Itu tawadhu'-nya al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir, sehingga fatwa-fatwannya sangat masyhur dalam bidang fiqih, dalam ilmu hadits, dalam bidang tasawuf lebih-lebih. Sehingga boleh dikata setelah Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad muncul al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir. Itu seperti cermin, kalau Anda ingin melihat al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, lihatlah al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir. Kalau Anda ingin melihat tokoh-tokoh fiqih atau hadits; Ibnu Hajar al-'Asqolani atau al-Haitami-nya Hadhramaut yaitu al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir Ba Alawi. Bila Anda ingin tahu orang yang menguasai ilmu tasawuf dan madad at-Thoriqot dan lain-lainnya, lihatlah Syaikh Abdullah bin Ahmad Basaudan. Inilah tiga orang hebat di Hadhramaut hingga menjadi narasumber ilmu di Hadhramaut. Al-Habib Abdullah bin Ahmad Basaudan lebih tua dari yang lainnya.

Yang banyak mengambil ilmu dari al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir dan murid al-Habib Abdullah bin Umar bin Yahya, diantaranya siapa? al-Habib Idrus bin Umar bin Idrus al-Habsyi, yang kedua sangat populer lagi yaitu al-Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Tholib bin Abdullah bin Tholib al-Atthas. Itu muridnya yang sangat terkenal di Hadhramaut. Al-Habib Idrus bin Umar bin Idrus al-Habsyi mempunyai murid yang terkenal yaitu al-Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi, ayah dari Habib Ali pengarang Simtud Duror. Jadi kalau kita sudah tahu tokoh-tokoh Ahlussunnah waljama'ah, para imam Ahlussunnah waljama'ah, kita ambilkan tiga saja sudah begitu hebatnya. Lalu apakah kita akan menyepelekan terhadap imam-imam sepertinya? Harusnya orang yang menyepelekan itu bercemin dahulu, ngoco disik. Nah, kalau kita sudah tidak percaya pada orang-orang seperti mereka, kita tidak bisa melihat pada mereka, bagaimana akidah kita akan kuat?! Kita menyepelekan para imam?! Inilah diantara kelemaha-kelemahan kita. Karena munculnya ilmu modern, serta ra'yu dan akal dan sebagainya akhirnya kita tergilas oleh itu. Seolah kita mengalami ketergantungan pada akal, koyo kuat-kuato jebule paling keropos, seolah tambah kuat ternyata paling keropos. Inilah yang terjadi sekarang, walaupun tidak semua. Iya kalau standarnya akal paling intelek paling modern di samping kenyataannya paling kuat dalam tauhidnya  dan lain sebagainya. Tapi yang bahaya kalau ternyata paling keropos! Wallahu A'lam. []

Cuplikan ceramah Habib Luthfi bin Yahya, dipetik dari buku SECERCAH TINTA

2 komentar:

  1. Saya kepengen tau foto beliau habib abduAbdu pengarang sulam taufiq untuu lebih mahabah lagi

    BalasHapus