Hikayat Iblis (2)

Dialog Iblis
Hikayat Iblis
KISAH IBLIS SEBAGAIMANA YANG DICERITAKAN RASULULLAH SAW.

Lanjutan dari bagian (1)

Iblis menjawab . . .
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam sholatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan sholat tersebut. Kalau dalam sholat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia sholat sendirian, maka saya perintah untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan sholat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan sholat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku' saya tarik kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan sholat seperti itu, maka batal sholatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyain kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang sholat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang sholat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang sholat. Kalau ia tidak menutup mulutnya dengan tangannya maka setan masuk ke dalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu akan bisa bahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan sholat, dan saya berkata kepadanya, 'Sholat bukalah kewajiban kalian , sholat hanya kewajiban orang-orang yang di beri nikmat oleh Allah. 'Saya pun berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan sholat, karena sholat bukanlah kewajibanmu. Sholat hanyalah kewajiban orang-orang yang di beri nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi orang yang sedang sakit...' (Q.S. an-Nur: 61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan sholat.' Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan sholat ketika sedang sakit, maka ia bertemu Allah dengan dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?"

Kemudian Rasulullah saw. meneruskan pertanyaannya, "Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?"

"Orang-orang yang suka makan riba," jawab iblis.

"Lalu siapa teman dekatmu?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang berzina," jawabnya.

"Siapa teman tidurmu?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang mabuk," jawabnya.

"Siapa tamumu?" tanya Rasulullah saw.

"Pencuri," jawabnya.

"Siapa utusanmu?" tanya Rasulullah saw.

"Tukang sihir," jawabnya.

"Apa yang menyenangkan pandangan matamu?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang bersumpah dengan talak," jawab iblis.

"Siapa kekasihmu?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang meninggalkan solat jum'at," jawabnya.

"Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang menyebabkan punggungmu patah?" tanya Rasulullah saw.

"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah," jawabnya.

"Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?" tanya Rasulullah saw.

"Tobatnya orang yang bertobat," jawabnya.

"Apa yang membuat hatimu panas?" tanya Rasulullah saw.

"Banyaknya istighfar kepada Allah, baik di malam atau siang hari," jawabnya.

"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?" tanya Rasulullah saw.

"Sedekah secara rahasia," jawabnya.

"Apa yang menjadikan matamu buta?" tanya Rasulullah saw.

"Sholat di waktu sahur," jawabnya.

"Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?" tanya Rasulullah saw.

"Memperbanyak sholat berjamaah," tuturnya.

"Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang sengaja meninggalkan sholat," tuturnya.

"Siapa orang yang paling celaka menurut engkau?" tanya Rasulullah saw.

"Orang-orang yang kikir," jawabnya.

"Apa yang menyita pekerjaanmu?" tanya Rasulullah saw.

"Majelis orang-orang alim," jawabnya.

"Bagaimana cara engkau makan?" tanya Rasulullah saw.

"Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku," jawabnya.

"Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu di waktu panas?" tanya Rasulullah saw.

"Di bawah kuku manusia," jawab iblis.

"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?" tanya Rasulullah saw.

"Sepuluh macam," jawabnya.

"Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah saw.

Iblis pun menjawabnya, "Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka."
Itulah maksud firman Allah:

وَشَارِكْهُمْ فِي الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُوْرًا [الإسراء: ٦٤]

'Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.' (Q.S. al-Isra': 64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya."
Itulah maksud firman Allah:

وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ [الاسراء: ٦٤]

'Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.' (Q.S. al-Isra: 64).

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya masjid menjadi masjidku. Saya memohon kepada agar saya punya al-Qur'an, maka syair adalah al-Qur'anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku.Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. - ia kemudian membaca firman Allah, 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.' (Q.S. al-Isra': 27)."

Rasulullah saw. berkata kepadanya, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu."

Lalu iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku, 'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta.' Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sholat Atamah (Isya'). Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan sholat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan di tengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahalanya. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Saya punya anak lagi yang saya beri nama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkhutbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikit pun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu.' Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya.' Tidak akan ada lagi orang yang sholat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya telah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya."

Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah swt:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ. إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ [هود: ١١٨-١١٩]

"jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu." (Q.S. Hud: 118-119).

Kemudian beliau saw. melanjutkan dengan firman Allah swt. yang lain:

وَكَانَ أَمْرُ اللهِ قَدَرًا مَقْدُوْرًا [الأحزاب: ٣٨]

"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku." (Q.S. al-Ahzab: 38).

Lantas Rasulullah saw. berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga."

Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Mahasuci Tuhan Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan khatib para penduduk surga. Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya."

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, awal dan akhir, dhahir dan batin. Dan semoga shalawat dan salam sejahtera tetap diberikan kapada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi.

Tamat.

--------

Lihat sebelumnya, (bagian 1)

Dipetik dari buku Misteri Kun, terjemah kitab Syajaratul-Kaun wa Hikayatu iblis, karya Sufi agung, Syaikhul Akbar, Sayyidi Syekh Muhyiddin Ibnu 'Arabi ra. (w.638 H)

Hikayat Iblis (1)

Dialog Iblis
Hikayat Iblis
KISAH IBLIS SEBAGAIMANA YANG DICERITAKAN RASULULLAH SAW.

بسم الله الرّحمٰن الرّحيم

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi, Sayyidina Muhammad saw., dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Sayyidina Mu'adz bin Jabal ra., dari Sayyidina Ibnu Abbas ra. yang berkisah: Kami bersama Rasulullah saw. dirumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku."

Rasulullah saw. bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu?"

Mereka menjawab, "Tentu Allah swt. dan Rasul-Nya lebih tahu."

Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, "Ini adalah iblis yang terkutuk-semoga Allah swt. senantiasa melaknatnya."

Kemudian Sayyidina Umar ra. meminta izin kepada Rasulullah saw. sembari berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?"

Beliau saw. menjawab, "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)?
Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkanlah apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."

Sayyidina Ibnu Abbas ra. berkata: Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedang kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu 'alaika ya Muhammad, Assalamu 'alaikum ya jamaa'atal-muslimin," kata iblis.

Nabi saw. menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apakah keperluan tersebut wahai iblis?"

"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa," tutur iblis.

"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah saw.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah swt. memerintahkanmu untuk datang kepada Muhammad saw., sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaiman engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad saw. dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah swt, jika engkau menjawabnya dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah swt. jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.' Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku."

Rasulullah saw. memulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"

Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?" tanya Rasulullah saw.

"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah swt.," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, hadats kecil dan najis;pent.)," tutur iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah saw.

"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya." jawab iblis.

"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah saw.

"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah swt. tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.

"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah saw.

"Orang kaya yang bersyukur," tutur iblis.

"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" tanya Rasulullah saw.

"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya," tutur iblis.

"Bagaimana kondisimu apabila umatku menjalankan shalat?" tanya Rasulullah saw.

"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa wahai makhluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah saw.

"Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah swt. sekali sujud, maka Allah swt. akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan oleh api. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua," jawab iblis.

"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah saw.

"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan: Dengan sedekah itu, Allah swt. akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah swt. akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.

"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah saw.

"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam," tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah saw.

"Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.

"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah saw.

"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya," jawab iblis.

"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah saw.

"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali," tutur iblis.

"Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan," tutur Rasulullah saw.

"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak bisa melihatku. Demi Tuhan Yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca  al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis (murni)," tutur iblis.

"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlis itu?" tanya Rasulullah saw.

Iblis menjawab dengan panjang lebar,"Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah swt. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak ada masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetepi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah swt. dalam Kitab-Nya dengan firman-Nya:

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيئٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ [الحشر: ١٦]

"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu, 'maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ' Sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S. al-Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barang siapa bersumpah atas Nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua.' Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barang siapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang menunda-nunda sholatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan sholat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan. 'Sehingga ia menunda sholatnya, dan kemudian sholat di luar waktunya. Akibatnya dengan sholat yang dikerjakan di luar waktunya itu ia akan dipukul kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan sholat. Ketika dalam sholatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri,' Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di depan matanya sembari berkata, 'Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya.'

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam sholatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan sholat tersebut.

Bersambung ke bagian (2) . . .

Dipetik dari buku Misteri Kun, terjemah kitab Syajaratul-Kaun wa Hikayatu iblis, karya Sufi agung, Syaikhul Akbar, Sayyidi Syekh Muhyiddin Ibnu 'Arabi ra. (w.638 H)





Terjemah Nashaihul 'Ibad

terjemah nashaihul ibad, syekh nawawi banten
Terjemah Nasha'ihul Ibad
Terjemah Nashaihul 'Ibad

Sebuah Kata Mutiara Dari Sang Mujahid Da'wah

Karya Syekh Nawawi Al-Bantani

Berisi nasehat, wasiat, wejangan, kata mutiara dan kalam bijak yang dinukil dari Hadits Nabi Saw, para Sahabat Nabi, para Sholihin, para Tokoh Sufi dan para Tokoh Ulama.

Penerjemah : H. Ahmad Abd. Madjid, MA
Penerbit : MUTIARA ILMU
Ukuran : 14,5 x 20,1 cm ( viii + 136 hal. )
Cetakan Pertama, Jumadil Awwal 1431 H / Mei 2010

Deskripsi

Sekelompok 'pemikir' mengatakan bahwa hidup ini tidak bermakna dan tidak pula bertujuan, bahkan penuh kesempitan, kesusahan dan kesengsaraan, sehingga mati lebih baik daripada hidup. Karena itu, seandainya orang bisa memilih, tentu lebih suka tidak pernah ada dan hidup didunia ini. Ketahuilah, bahwa itu adalah pandangan kaum pesimis yang tidak beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.

Islam menegaskan bahwa hidup ini cukup berharga, karena memiliki makna dan tujuan yang baik. Setiap manusia memiliki tujuan yang diyakini cukup berharga untuk diperjuangkan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengarahkan diri untuk menempuh hidup dengan memiliki makna serta tujuan yang baik dan benar. Arti dan makna hidup ditemukan dalam usaha kita dalam mencari keridhaan Allah Swt.

Buku ini merupakan salah satu diantara 'pegangan terpenting' untuk mengetahui makna dan hakekat kehidupan demi mencari keridhaan Allah Swt. Yang mana didalamnya disertai dalil-dalil 'penguat' untuk membimbing hamba Allah Swt demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Selamat membaca!

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih

Terjemah Sullamut Taufiq

terjemah sullamut taufiq, habib abdullah bin husein bin thohir ba alawi
Terjemah Sullamut Taufiq
Terjemah Sullamut Taufiq

Panduan Fiqih Dasar Madzhab Syafi'i

Sebuah buku yang berisi fiqih dasar yang membahas perkara-perkara yang menjadikan syarat sah kita dalam beribadah kepada Allah Swt.

Karya Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir Ba'alawi
Penerjemah : Abdul Kadir al-Jufri
Penerbit : MUTIARA ILMU
Ukuran : 14,5 x 20,1 cm (viii + 73 hal.)
Cetakan Pertama, Romadlon 1430 H / Agustus 2009

Deskripsi

Mempelajari ilmu fiqih wajib bagi setiap muslim dan muslimah dimanapun ia berada. Karena ilmu fiqih merupakan ilmu dasar bagi setiap muslim dalam menjalankan ajaran-ajaran agama, baik dalam ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

Kitab Sullamut Taufiq merupakan kitab yang didalamnya membahas berbagai macam pengetahuan yang perlu dipelajari dan diamalkan tentang tuntunan dalam melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim, seperti kewajiban mengucapkan dua kalimat syahadat, kewajiban seorang mukallaf, waktu sholat, fardlu mandi dan lain sebagainya.

Sedangkan arti dari Sullamut Taufiq itu sendiri adalah tangga pertolongan menuju cinta Allah Swt atas jalan yang sebenarnya. Semoga dengan kehadiran kitab ini mampu menuntun Anda dalam meraih cinta dan keridhaan Allah Swt.

Selamat membaca!

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih



Terjemah Maulid Al-Barzanji

terjemah maulid albarzanji, sayyid jafar bin hasan al barzanji
Terjemah Maulid Al-Barzanji
Terjemah Maulid Al-Barzanji

Sebuah untaian mutiara yang mengenalkan kita lebih dekat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

Karya Sayyid Syekh Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim al-Barzanji
Penerjemah : Abu Ahmad Najieh
Penerbit : Mutiara Ilmu
Ukuran : 14,5 x 20,1 cm (168 hal)
Cetakan : Pertama, Rabi'ul Awal 1430 H / Maret 2009

Deskripsi

Risalah ini kami persembahkan kepada seluruh umat Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai tanda ikatan suci kecintaan kami kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, Ahlul Bait, Sahabat, Tabi'in, Salafusshalihin serta para pengikut dan pecinta setia Rasulullah SAW hingga hari kebangkitan kelak.

Harapan kami tiada lain hanya mengharapkan ridha dan pandangan Ilahi Robbi serta pengakuan Baginda Nabi Muhammad SAW kepada kami. Semoga hati yang cinta bertambah cinta dengan mengenal Baginda Nabi Muhammad SAW melalui risalah kecil ini. Kami hanya berharap diterimanya cinta dari manusia-manusia yang telah mengenal cinta Allah SWT dan Rasul-Nya.
.: (Penulis)

Kitab karya Syekh Ja'far bin Hasan al-Barzanji ini sudah masuk ke pelosok-pelosok desa di nusantara sejak lama. Para orang tua kita dahulu selalu membaca kitab Barzanji setiap kali mereka mengadakan suatu acara, mulai dari acara aqeqahan, walimahan, peringatan maulid Nabi maupun acara pengajian lainnya. Sampai sekarang pun tradisi Marhabanan yang didalamnya dibacakan kitab Barzanji masih terus dilestarikan khususnya oleh kalangan Nahdliyyin.

Bagi Anda yang ingin mengetahui kandungan atau isi dari kitab Barzanji, ada baiknya juga membaca buku ini guna menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang siapa sebenarnya Baginda Nabi SAW yang mulia itu, sehingga mahabbah atau rasa cinta kita kepada beliau semakin mendalam dengan jalan mengenal lebih dekat tentang kepribadian serta akhlak beliau yang sangat mulia.

Seperti kata pepatah 'Tak kenal maka tak sayang', mudah-mudahan dengan mengenal lebih dekat kepada Baginda Nabi SAW, kelak kita akan diakui sebagai umat Baginda Nabi SAW, dan semoga kita akan mendapatkan fasilitas syafa'at dari beliau di hari kiamat nanti, Amiin.

Selamat membaca!

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih

Terjemah Safinatun Najah

terjemah safinatun najah, syekh salim bin sumair al hadhrami
Terjemah Safinatun Najah
Terjemah Safinatun Najah

Panduan Fiqih Dasar Madzhab Syafi'i

Sebuah buku yang membahas tentang hukum-hukum fiqih dengan bahasa yang singkat, ringan dan mudah dimengerti, sebagai panduan kita dalam beribadah demi meraih keridhaan Allah SWT

Karya Syekh Salim bin Smeer al-Hadhrami
Penerjemah : Abdul Kadir Aljufri
Penerbit : Mutiara Ilmu
Ukuran : 14,5 x 20,1 cm (x + 38 hal.)
Cetakan Pertama, Ramadhan 1430 H / September 2009

Deskripsi

Islam adalah agama keselamatan. Semenjak kecil kita selalu diajarkan oleh orang tua kita untuk selalu menerapkan amalan-amalan dalam agama Islam, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Ketika memasuki usia sekolah, di sekolah pun kita selalu diajari oleh guru-guru kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketauhidan dan ilmu fiqih serta akhlak dalam Islam.

Fenomenanya adalah semua itu hanyalah sekedar formalitas saja dan kurang mendapatkan perhatian khusus. Dampak nyata yang dapat kita rasakan dari semua itu adalah banyaknya orang yang mengaku beragama Islam, namun mereka tidak pernah menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Adapun orang Islam yang sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim namun dalam pengamalannya sangat jauh dari kesempurnaan, bahkan mereka mengerjakannya hanyalah asal-asalan saja atau hanya ikut-ikutan saja.

Buku terjemah kitab Safinatun Najah ini 'dihadirkan' untuk membantu Anda dalam mencapai kesempurnaan dalam mengerjakan kewajiban sebagai muslim. Didalamnya terdapat ilmu-ilmu fiqih dasar yang perlu Anda pelajari, diantaranya syarat-syarat wudhu', rukun sholat serta mencuci najis dan lain sebagainya. Semoga dengan membaca buku ini, Anda dapat senantiasa menyempurnakan amaliyah dalam kehidupan Anda, sehingga dapat mencapai ridha-Nya, Amiin.

Selamat membaca!

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih


Terjemah Tijan Ad-Darari

terjemah tijan addarari, syekh nawawi al bantani
Terjemah Tijan Ad-darari
Terjemah Tijan Ad-Darari

Sebuah buku yang membahas tentang ilmu tauhid dasar sebagai pedoman kita dalam beribadah kepada Allah SWT

Karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi
Penerjemah : Achmad Sunarto
Penerbit : Mutiara Ilmu
Ukuran : 14,5 x 20,4 cm (xii + 57 hal.)
Cetakan Pertama, Ramadhan 1431 H / Agustus 2010 M

Deskripsi

Setiap muslim dan muslimah di bumi ini wajib mempelajari dan mengerti ilmu ketauhidan. Kemantapan iman dapat diperoleh jika seseorang benar-benar mengerti tentang ilmu tauhid.

Hingga ada ungkapan 'Tak kenal maka tak sayang'. Kiranya ungkapan ini tepat digambarkan jika seseorang muslim dan muslimah ingin melakukan pendekatan yang 'mesra' kepada Tuhannya, maka ia perlu mengenal siapakah Tuhannya.

Buku karya as-Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi yang berjudul Tijan ad-Darari ini menuntun kita untuk lebih mengenal Allah SWT lewat sifat-sifatnya.

Buku ini juga menjelaskan tentang sifat-sifat wajib dan jaiz bagi Allah SWT serta nasab Baginda Nabi Muhammad SAW. Buku ini akan menambah perbendaharaan pengetahuan bagi kaum muslimin dan muslimah, khususnya bagi para pelajar atau santri sebagai pegangan dalam menuntut ilmu agama.

Selamat membaca!

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih