Tiga Tokoh Lirboyo

mbah manab, mbah marzuqi, dan mbah mahrus
Mbah Manab, Mbah Marzuqi
dan Mbah Mahrus
TIGA TOKOH LIRBOYO

MBAH MANAB, MBAH MARZUQI, DAN MBAH MAHRUS

KESAN MENDALAM PARA TOKOH ALUMNI TERHADAP TIGA TOKOH LIRBOYO

Penyusun : Tim Formal
Penerbit : JAUSAN Lirboyo
Ukuran : 14x21 cm, xxii + 326 hal.
Cetakan Pertama, Juli 2010
ISBN : 978-602-97114-3-1

KESAN PARA ALUMNI

"Mbah Karim selalu berpesan "agar para santri tidak menjadi hakim". Hakim itu tempatnya di neraka paling bawah. Jadi hakim itu harus adil dan bisa menerapkan hukum Allah. Boleh dikata enggak ada orang yang bisa adil. Sulit. Juga menerapkan hukum Allah. Pesan lainnya, jangan jadi penguasa yang dibayar (menerima gaji, seperti pegawai negeri). Maksudnya kira-kira, "Jadilah kiai di desa kayak saya." Gak usah minta gaji. Gak usah minta pangkat. Gak usah minta honorium. Jadilah pribadi yang tidak ngejar-ngejar pangkat dan harta kekayaan."
~ Prof. Dr. H. Rofi'i (Guru Besar UIN Jakarta)

Meski tak suka politik, ayah saya (Mbah Juki) tidak pernah mencaci maki tokoh-tokoh politik, terutama tokoh dari NU. Walaupun tidak pernah berhubungan, tetapi ayah saya mengamati maksud dari semua itu. Maka dapat ditarik benang merah begini : bahwa walaupun tidak terlibat politik maka jangan menjauhi politik, sebab politik jika dijauhkan akan menimbulkan su'udzon kepada umat.
~ KH. Ahmad Idris Marzuqi (Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri)

Mbah Mahrus itu sangat akrab dengan para pejabat. Siapapun orangnya pasti menyegani Mbah Mahrus. Meski pada dasarnya beliau itu orangnya bertabiat keras. Maka tidak heran jika dari dulu para panglima dan gubernur itu sangat menaruh hormat pada Mbah Mahrus. Jika di suatu daerah ada masalah, maka yang disuruh menyelesaikan dari kalangan ulama itu adalah Mbah Mahrus. Dan anehnya, pemikiran beliau itu yang dipakai.
~ KH. Imam Yahya Mahrus (Rektor Institut Agama Islam Tribakti (IAIT)

Kiai Mahrus punya kiprah penting dalam NU. Beliau Rais Syuriah NU Jawa Timur. Namun beliau tidak pernah meminta jabatan, bahkan tidak mau. Ketika ditawari menjadi Rais Aam PBNU dalam Muktamar di Yogyakarta, beliau pulang ke Lirboyo. Padahal beliau salah satu dari tiga tim Formatur yang menunjuk Gus Dur sebagai ketua umum PBNU. Tiga tim itu adalah Kiai As'ad, Kiai Mahrus Ali, dan Kiai Ali Maksum.
~ Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA (Ketua Umum PBNU)

Selamat membaca !

-------
Info hubungi:
085742628035
Tlp/SMS/WA

Terima Kasih